Selasa, 30 November 2010

Keliling Dunia Lewat Mainan Yo-yo

SUBANG (TINJAU.COM)- Menjadi orang sukses tidak hanya muncul dari dalam diri kita dan bisa muncul dari mana saja dan apa saja, termasuk terinspirasi dari orang lain. Demikian halnya kesuksesan yang diraih pemuda asal perumahan BTN Ciheuleut Indah, Subang, Oke Rosgana. Terinspirasi oleh pemain Yo-Yo asal Ameika, Yohan’s Van Dan Elzen dan Kate Miller dari Amerika, mengantarkan Oke menjadi The Yo-Yo Hero From Indonesia.
Hampir semua orang mengenal permainan tradisional, Yo-Yo. Di Indonesia, permainan Yo-Yo ini lebih mendunia di masyarakat kampong. Dalam sebuah literatur menyebutkan permainan Yo-Yo ini sudah ada sejak dulu, berasal dari negara Tirai Bambu, China. Dari sini lah Yo-Yo kemudian masuk ke benua Eropa. Hal itu diketahui dari lukisan pada pemerintahan Raja Louis XVII dari Perancis tahun 1789. Pada 1791, permainan Yo-Yo menyebar ke negara Inggris.
Nama Yo-Yo sendiri diberikan oleh orang Filipina. Pada 1920, seorang warganegara Filipina, Pedro Flores, membuat perusahaan mainan di California, Amerika. Lalu pada 1928 perusahaan Pedro memproduksi mainan anak-anak yang kemudian ia namakan Yo-Yo. Lalu pada 1929, Pedro menjual perusahaannya pada seorang pebisnis Amerika bernama Donald F. Duncan yang juga penemu es krim Eskimo. Duncan inilah yang kemudian mengembangkan dan memasarkan Yo-Yo ke seluruh dunia. Bahkan pada 1962, perusahaan mainan anak-anak milik Duncan berhasil menjual 45 juta Yo-Yo.
Belum diketahui persis sejarah masuknya Yo-Yo ke Indonesia. Namun permainan yang memainkan dua sisi lempengan yang terbuat dari kayu sempat marak di sejumlah daerah, sebagai jeda mengisi waktu luang. Dalam perkembangannya, Yo-Yo mengalami mati suri beberapa lama. Namun, berkat seorang pemuda bernama Oke Rosgana, 34, warga perumahan BTN Ciheuleut Indah, Subang, permainan Yo-Yo kembali bergairah dan menjadi trend di kalangan remaja Indonesia. Karenanya, Oke dijuluki Bapak dan atau Pahalwan Yo-Yo Indonesia.
Kemahiran yang dimiliki Oke dalam mengolah Yo-Yo mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Selain menjadikan dirinya sebagai dewa penyelamat permainan tradisional itu, juga dengan Yo-Yo, Oke bisa mengelilingi dunia. Setidaknya sudah tiga Negara yang sudah disinggahi Oke, atas permintaan komunitas Yo-Yo setempat, untuk mendemokan kemampuannya. Sebut saja Negara Malaysia, Singapura dan Sudan Afrika yang sudah disinggahi dan hampir setiap tahun mengundang Oke.
Malaysia adalah Negara pertama yang disinggahi Oke, tepatnya pada tahun 2005. Kedatangan Oke saat itu, untuk mengikuti lomba Yo-Yo tingkat Asia Pacific. Hasilnya menggembirakan, meski pemuda kampong itu tidak menjuarai lomba Yo-Yo, namun sudah mendapat perhatian besar dari para pemain Yo-Yo dunia yang hadir pada kejuaraan tersebut.  Kemahiran dan kelincahan memainkan Yo-Yo, pada tahun 2006, Oke didauluat untuk menjadi dewan juri lomba-lomba tingkat Asia Pacific. Dari tahun itu pula lah, Oke praktis absent mengikuti lomba Yo-Yo di kawasan Asia Pacific.
“Ini hanya soal kredibilitas saja, tidak tepat rasanya jika pada satu moment saya jadi juri, di moment lain saya jadi peserta lomba, ini juga atas saran dari rekan saya. Mungkin untuk lomba tingkat dunia di Amerika, baru saya ikuti,” kata Oke.
Seperti layaknya selebritis dunia, kedatangan Oke ke Sudan Afrika disambut antusias warga setempat. Bahkan kedatangan dan kepergian Bapak Yo-Yo Indonesia itu dengan iringan kendaraan pengawalan dan lambaian ratusan pasang tangan. Oke memang telah membuat Yo-Yo begitu digemari dan mengundang decak kagum. Karena aksinya memainkan Yo-Yo dengan cara-cara ekstrim dan penuh trik-trik dengan skil tinggi.
Popularitas Oke Rosgana, baik di tingkat nasional dan intenasional terus meningkat. Setiap kali mendapat undangan dari Negara lain, warga setempat menyambut antusias kedatangan Oke. Bahkan saat Oke memainkan Yo-Yo dengan cara-cara ekstrim dan penuh trik-trik dengan skil tinggi, membuat ratusan penggila Yo-Yo decak kagum.
Kemahiran memainkan Yo-Yo, membuat populariutas Oke semakin menanjak. Bahkan nama Oke Rosgana disejajarkan dengan World Yo-Yo Master dari Brazil Rafael Matsunaga, World Champion 3A dari Kamboja Paul Yath atau Hiroyuki Suzuki, World Yo-Yo Champion 2006 dari Jepang.
Kepiawain namanya di kalangan komunitas Yo-Yo tidak membuat dirinya besar kepala dan egois. Sadar dirinya sebagai salah satu pegawai Divisi Promosi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olaharaga, Subang, Oke selalu saja memanfaatkan setiap event dunia untuk mempromosikan budaya dan wisata lokal. Maka sangat wajar ketika tampil di Malaysia, Oke mengenakan kostum kampret lengkap dengan ikat kepala serta diiringi musik khas Sunda.
“Kita manfaatkan sebaik mungkin setiap peluang yang ada untuk mempromosikan kesenian dan budaya tradisional di manca nagara. Jadi ada muatan promosi budaya lokal di setiap event,” katanya.
Tidak itu saja, saat tampil di Sudan Afrika tahun 2007, Oke membekali diri dengan perlengkapan video berisi potensi wisata buatannya. Di Sudan dia memperlihatkan potensi wisata Subang kepada rekan-rekannya. Hasilnya, tidak sedikit dari rekannya itu yang berambisi untuk datang ke Subang.
Selain kemampuannya memainkan Yo-Yo, ternyata lulusan Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, tamat 2002 memiliki kemampuan mendesign Yo-Yo. Hasilnya tidak sia-sia. Tidak kurang dari 30 buah karyanya sudah beredar di beberapa toko Yo-Yo di dunia, seperti Amerika, Jepang, South Afrika dan Australia. Tawaran membuat desain Yo-Yo mulai berdatangan. Pabrik Yo-Yo HSPIN dan Radiyoactive di Afrika Selatan, serta Yo-YoGuy dan Skill Toys di AS, menjadi pelanggan desain buatannya.
Salah satu deisgn Yo-Yo karya Oke adalah Dave’s Skilltoys Yo-Yo Freehand, Yo-Yo museum, Atomic Cow, Fission, Yo-Yo Wiku, Brighto Threestrooges, XXXXL (4 XL), Twofat lady, Proyopog, HSPIN, dan terakhir Tom Kuhn Batik. Semua design karyanya itu merupakan pesanan dari perusahaan besara Yo-Yo. Sementara design Yo-Yo petamanya dilabeli RozzoR.

Dari kemahiran itu, mendatangkan berkah tersendiri bagi suami Milda Halida dan ayah dari Hasya Azka Syahida. Layaknya selebritas, dia kebanjiran job untuk menghadiri sejumlah acara, baik di kampus maupun di media elektonik. Selain untuk mendemokan permainan Yo-Yo, Oke juga kerap menjadi pembicara dalam salah satu diskusi.
Perkenalan pria kelahiran Bandung, 20 Oktober 1975 dengan Yo-Yo sekitar akhir tahun 1999. Oke tertarik bermain Yo-Yo setelah melihat aksi Yohans van Dan Elzen dan Kate Miller dari Amerika memperagakan kebolehannya bermain Yo-Yo di sebuah mal di Bandung. Dari situlah, Oke kemudian mencari informasi seputar Yo-Yo termasuk trik permainannya di internet.
Aksi perdananya, Oke menjawab tantangan Yohanes, yang akan menghadiahi Yo-Yo Cold Fusion GT seharga Rp1 juta. Pada saat itu, Oke berhasil menyingkirkan 24 peserta lomba lainnya dan menggondol Yo-Yo idamannya itu. Dan pada Desember 2005, ia mendapat undangan untuk menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam Asia Pacific Yo-Yo Contest yang diadakan di Genting Highland, Malaysia. Dari sanalah popularitas Oke semakin menanjak dan dikenal di komunitas Yo-Yo, baik di Indonesia maupun tingkat internasional. Dan dari sana pula lah, Oke Rosgana dijuluki sebagai The Yo-Yo Hero From Indonesia.

Sumber : http://tintahijau.com/keliling-dunia-lewat-mainan-yo-yo/

Oke Rosgana, Bapak Yoyo Indonesia

Liputan6.com, Jakarta: Permainan yoyo kini tak hanya dimainkan anak-anak, tapi sudah merambah ke orang dewasa. Kategori pemainnya pun sudah ada yang profesional. Salah satunya Oke Rosgana. Prestasi pria yang sehari-hari bekerja di Kantor Dinas Pariwisata Subang, Jawa Barat, ini sudah mendunia.

Berkat keberhasilannya itu, lulusan seni rupa dan desain Institut Teknologi Bandung ini dipercaya mendesain yoyo untuk sebuah perusahaan di Amerika Serikat. Oke juga sering ditunjuk jadi juri dalam kompetisi yoyo yang berlangsung di Tanah Air maupun mancanegara.

Kiprah Oke terus berlanjut. Ia sengaja menularkan kepiawaiannya bermain yoyo kepada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Subang. Di sekolah ini Oke memberikan teori maupun praktik dengan trik-trik bermain yoyo yang sangat variatif. Gemblengan Oke terhadap anak anak didiknya cukup membuahkan hasil. Tak sekadar menjadikan permainan ini sebagai hobi, para siswa juga merasakan perubahan positif dari sisi prestasi dan kepribadian. Karena itu, pihak sekolah menjadikan permainan yoyo sebagai program ekstrakulikuler.


sumber : http://berita.liputan6.com/sosok/200907/238369/Oke.Rosgana.Bapak.Yoyo.Indonesia

Senin, 29 November 2010

Trends Yoyo 2008

Trends Yoyo 2008

Trends yoyo tahun 2008 muncul karena terinspirasi karena sebuah film yang berjudul "BLAZING TEENS 2". Film yang bersegmen anak-anak dan remaja memunculkan tokoh-tokoh karakter berdasarkan yoyo yang i dimiliki oleh masing-masing personil "Blazing Teens". Film ini cukup digemari oleh pecinta yoyo yang sebagian adalah anak-anak dan remaja. para tokoh dalam film ini sangat lihai dalam memainkan permainan yoyo mereka, seperti karakter "Leon" yang memiliki "Fire Thunder" yoyo andalannya.

Yoyo Skill Toys

Sejarah
Permainan yoyo pertama kali dikenal tahun 1920. Banyak ahli percaya bahawa yoyo berasal dari Cina. Dalam perkembangannya, Duncan Palmer yang seorang usahawan memproduksi mainan pada tahun 1930. Sejak itulah yoyo semakin populer. Produksi pertama Duncan ini dinamai Duncan O-BOY. Maka sejak saat itulah permainan ini mendunia dan terbukti tak pernah membuat bosan.

Kalian pasti tahu permainan yoyo. Banyak orang yang menyukai permainan yoyo karena seru dan penuh tantangan. Hal itulah yang membuat yoyo disukai tidak hanya oleh anak-anak seperti kita tetapi juga orang dewasa.

Permainan yoyo ini sudah ada sejak dulu. Nah, apakah kalian tahu asal usul yoyo ? Yoyo yang kita sering mainkan sekarang itu berasal dari negara China. Yoyo bisa terbuat dari kayu, besi atau tanah liat yang diberi warna.

Awalnya, yoyo terdiri dari dua piringan yang dihubungkan dengan tongkat kecil. Lalu terdapat senar kecil yang diikat keras pada tongkatnya dan senar lainnya dipegang oleh jari pemain. Piringan itu dapat naik dan turun jika senarnya dikendalikan oleh pemainnya.

Dari China yoyo dibawa ke benua Eropa. Hal itu diketahui dari lukisan pada pemerintahan Raja Louis XVII dari Perancis tahun 1789. Dalam lukisan itu terlihat seorang anak yang berusia empat tahun bermain yoyo. Saat itu namanya bukan yoyo tetapi incroyable dan emigrette.

Lalu pada 1791, permainan yoyo menyebar ke negara Inggris. Di Inggris permainan yoyo saat itu dinamakan bandalore. Sebelumnya para ahli purbakala menemukan mainan anak-anak dari zaman Yunani Kuno yaitu sebuah gulungan kecil yang dilengakapi senar. Mainan itu juga ditemukan di beberapa negara antara lain Mesir.

Nama yoyo sendiri diberikan oleh orang Filipina. Pada 1920, seorang warganegara Filipina, Pedro Flores, membuat perusahaan mainan di California, Amerika. Lalu pada 1928 perusahaan Pedro memproduksi mainan anak-anak yang kemudian ia namakan yoyo.

Lalu pada 1929, Pedro menjual perusahaannya pada seorang pebisnis Amerika bernama Donald F. Duncan yang juga penemu es krim Eskimo. Duncan inilah yang kemudian mengembangkan dan memasarkan yoyo ke seluruh dunia.

Bahkan pada 1962, perusahaan mainan anak-anak milik Duncan berhasil menjual 45 juta yoyo. Sampai sekarang permainan yoyo semakin berkembang dan tetap disukai anak-anak dan orang dewasa.

Bahkan yoyo juga pernah dibawa dalam pesawat ruang angkasa milik Amerika pada 12.

 

Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-anak, tidak sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.
Yo-yo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.
Ada berbagai teknik bermain yoyo, contohnya:
  • Putar bawah (Slepping), teknik dasar bermain yoyo dengan cara membuat yoyo berputar pada ujung tali bawah dan diam untuk beberapa saat.
  • Lompatan (Looping), teknik dimana yoyo selalu dalam keadaan bergerak atau tak perlu kembali ke tangan pemain untuk dilempar kembali.
  • Off-string, teknik ini menggunakan ikatan longgar tali pada yoyo. Sehingga yoyo dapat berputar pada sumbunya, kemudian pemain dapat melakukan akrobat dengan yoyo yang masih berputar, seperti mendarat di tali dan memantul. Jenis yoyo kupu-kupu paling cocok untuk trik ini karena mempunyai celah yang lebar dan pinggir yoyo yang tumpul.